Pementasan ini menggambarkan bagaimana politik identitas menjadi suatu bentuk eksistensi baru terutama dari konteks praktik keagamaan. Ini terlihat dari adegan salah satu aktor yang mengunakan kostum jubah berwarna putih dengan celana pendek yang digunakan. Pada adegan ini sang aktor berusaha melakukan dialog dengan penonton, dengan identitas agama yang digunakan ia mengambarkan bagaimana pengunaan baju keren menjadi prasarat untuk masuk surga.