Pada bulan September 2018 rokateater menjadi salah satu seniman/kelompok seni yang diundang oleh Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta untuk ambil bagian dalam program Djakarta Teater Platform. Dalam program tersebut rokateater akan mementaskan karya terbaru berjudul Passport, Passphoto.
_____________
Tentang Passport, Passphoto
Pertunjukan Passport, Passphoto berangkat dari sejarah dan praktik pengarsipan foto di Nyoo Studio, kecamatan Kalisat, kabupaten Jember. Selama puluhan tahun Nyoo Studio menyimpan foto-foto pelanggan mereka dengan cara ‘yang tidak disengaja’ (foto itu biasanya tidak diambil oleh si pelanggan), tidak untuk apa-apa, dan tanpa tujuan apapun. Pada praktiknya, Nyoo Studio tidak melakukan klasifikasi berdasarkan kategori-kategori tertentu atas foto-foto tersebut, sehingga foto terkumpul secara acak dan sekaligus sulit dilacak.
Pertunjukan ini memilih konteks spesifik pas foto pada praktik fotografi Nyoo Studio. Karya ini dikerjakan mula-mula dengan cara melihat potensi ideologis yang terpapar di dalam pas foto, bahwa kenyataan pas foto selalu berkait dengan relasi antara warga dengan negara yang terlembagakan melalui aktifitas administrasi. Namun potensi ideologis pas foto tersebut dibenturkan dengan kenyataan praktik fotografi dan pengarsipan Nyoo Studio yang ‘menolak’ sistem modern seperti praktik kategorisasi. Mereka bergerak dengan caranya sendiri. Foto-foto identitas seseorang yang diproduksi melalui karya Passport, Passphoto ini akan menjadi bagian dari arsip foto dan sejarah praktik fotografi Nyoo Studio.
Passport, Passphoto ini akan dipentaskan pada tanggal 21 September 2018 mulai pukul 17.00 s/d 21.00 (Durasi empat jam, namun Anda bisa datang di antara jam-jam itu, tidak harus dari awal sampai akhir) di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Karya ini dikerjakan oleh Ceng Romli, Kurnia Yaumil Fajar, Prasetya Yudha DS, Rizki Widyatmadja, dan Shohifur Ridho’i.
(Tahap work-in-progress karya ini pernah dipresentasikan pada program Cabaret Chairil yang diinisiasi oleh Teater Garasi/Garasi Performance Institute, Yogyakarta): klik di sini.
_____________
Teks Singkat Kuratorial: Silent Mass
Silent Mass sebuah sharing yang ditawarkan untuk memperbesar ruang abu-abu dalam menghadapi realitas yang ekstrim. Mengenali diri kembali melalui riset-riset tentang kota, media, bentuk-bentuk performatif penciptaan teater, sebagai usaha “melumerkan” masa kini dari provokasi ketakutan menghadapi hari esok.
_____________
Djakarta Teater Platform
Djakarta Teater Platform adalah laboratorium bersama. Melakukan kurasi di dataran gagasan, bukan pada dataran karya. Menjaga jarak rasional antara batas dan kebebasan sebagai nilai tukar utama dalam medan produksi dan distribusi teater. Ruang belajar untuk bagaimana teater “dipertaruhkan” dalam medan politik budaya di sekitarnya. Membaca. Menulis. Mencatat. Bicara. Mendengar. Membantah. Menolak. Menerima. Membatalkan. Menghapus. Marilah saling mendekat di sini — sedekatnya — ciptakan “ruang antara”: bercengkrama tanpa teritori makna yang memisahkan kita. Merayakan diri dengan tantangan, mempertanyakan diri sendiri dan lingkungan. Sebuah platform untuk praktek-praktek teater mempertaruhkan nilai tukarnya antara riset, pertanyaan dan kebebasan.
Program ini mencoba menjawab kebutuhan adanya platform untuk teater mendapatkan putaran balik antara gagasan, produk-produk intelektual masa kini, respon publik maupun pasar sebagai basis penciptaan dan didistribusi kembali ke dalam putaran balik in. Program Djakarta Teater Platform (dengan huruf D di depan, untuk merawat memori kolektif kita tentang Djakarta).
Penyelenggara
DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) dan Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) bekerja sama dengan British Council, Japan Foundation, Institut Kesenian Jakarta, dan Sanggar O
Program ini akan berlangsung sepanjang bulan September—Oktober 2018 dengan beberapa rangkaian acara.